ANALISIS ARTIKEL MENGENAI MENTRI LUAR NEGRI AMERIIKA SERIKAT ( HILLARY CLINTON ) YANG DATANG KE INDONESIA
ARTIKEL MENGENAI
MENTRI LUAR NEGRI AMERIIKA SERIKAT ( HILLARY CLINTON ) YANG DATANG KE INDONESIA
1.500 Personel Amankan Kunjungan Hillary Clinton ke
Indonesia
Berita Indonesia Hari ini. Sebanyak 1000 s.d 1.500
personel gabungan dipersiapkan dalam rangka mengamankan kunjungan Menteri Luar
Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton ke Jakarta. Istri mantan Presiden AS
Bill Clinton itu tiba di bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta sekitar pukul
18.30.00.Wib Senin 03/09/12 disambut Dubes AS untuk Indonesia.
Sebenarnya, kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat Hilary Clinton yang dijadwalkan 4 September 2012 ke Indonesia, ternyata
kedatangan Menteri Luar Negeri AS itu tiba di Indonesia Lebih Awal dari yang
dijadwalkan. Rencananya, hari ini Hillary Clinton juga akan bertemu Menteri
Luar Negeri Marty Natalegawa. Setelah itu, Hillary dijadwalkan akan menemui
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Di Balik Kedatangan Menlu AS Hillary Clinton ke
Indonesia
Tentu menjadi pertanyaan dari banyak pihak, kaitan
kedatangan pejabat penting AS setelah Presiden Obama ini ke Indonesia, apalagi
terkait beberapa kasus yang sedang terjadi di Indonesia khususnya berkaitan
dengan keamanan dalam negeri Indonesia. Memang belum jelas agenda apa yang
nantinya akan dibicarakan untuk memperkuat hubungan kedua negara dengan jumlah
penduduk terbesar di dunia ini. Akan tetapi, menarik untuk kita simak, adakah
kepentingan tertentu dibalik kedatangan Hillary ke negara yang saat ini sedang
disorot akibat terjadinya konflik bahkan serangan keamanan kepada aparat
kepolisian.
Banyak pihak mencurigai, kedatangan Hillary Clinton ke
Indonesia, ada kaitannya dengan masalah Freeport, tambang emas terbesar di
DUNIA yang berada di Papua, dengan luas sekitar lebih kurang 527.400 hektar
,mempunyai kandungan emas dengan nilai lebih kurang Rp 423,9 triliun. Dimana
sepanjang tahun 2011 Preeport telah mendulang emas sebanyak lebih kurang 1.444
ons, atau sekitar 40,396 Kg (sumber Detikfinance.com) yang sekarang dijalankan
oleh AS. Disaat Pemerintah Indonesia sedang melakukan renegoisasi kontrak
dengan PT Preeport, disaat itu pula Hillari Clinton menyempatkan diri
berkunjung ke Indonesia.
Walaupun sampai sejauh ini, belum satu sumberpun yang
menyatakan kedatangan Hillary Clinton ke Indonesia berkaitan dengan masalah
pembicaraan kontrak yang sedang berlangsung antara PT Preeport dengan
Pemerintah Indonesia, Akan tetapi sudah bisa ditebak kehadiran Menteri Luar
Negeri Negara Paman Sam ini tentu tidak terlepas terhadap masalah kontrak PT
Preeport dengan pemerintah Indonesia. Bahwa As mempunyai kepentingan untuk
mempertahankan dominasinya menguasai kekayaan alam Indonesia, khususnya dalam
sector pertambangan.
AS mempunyai kepentingan tersendiri dalam mempertahankan
dominasi politik dan ekonominya di Indonesia. Khususnya untuk mempertahankan
regional Asia fasifik sebagai masa depan dunia. Berkaitan dengan kepentingan
tersebut tidak mustahil jika kedatangan Menlu AS ini ke Indonesia adalah untuk
melakukan interfensi kepada pemerintah Indonesia dalam renegeosasi kontrak pada
PT Preeport.
Keberadaan PT Preeport di Indonesia, bermula dari
ditanda tanganinya kontrak Karya I pada tahun 1967. Yang kemudian dilanjutkan
dengan kontrak karya jilid II selama 30 tahun yakni pada tahun 1991, dan
kemudian dilanjutkan dengan kontrak berikutnya selama sepuluh tahun, dan
diperpanjang selama sepuluh tahun kedepan selama dua kali dan akan berakhir
pada tahun 2014.
Masyarakat Papua layaknya seperti kucing yang melihat
panggang diatas api. Mereka hidup dalam kemelaratan, sementara orang asing yang
menguasai pertambangan emas di PT Preeport itu hidup bergelimang dengan
kemewahaan, layaknya mereka menari nari diatas penderitaan masyarakat Papua.
Ketidak pedulian PT Preefort terhadap masyarakat Papua
tergambar dari Pemisahan lokasi pertambangan dengan hunian masyarakat Papua. Di
papua menurut cerita yang berkembang ada kota didalam kota. Kota tempat hunian
masyarakat papua minin dengan sarana prasarana, sementara Preefort yang
dijadikan kota oleh para penguasa pertambagan untuk tempat hunian para pekerja
tambang yang didatangkan dari Negara luar, dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang cukup mewah dan canggih. Bahkan mendapat pengawalan yang cukup
ketat pula.
Untuk itu banyak kalangan yang bersimpati kepada
masyarakat Papua mengingatkan Pemerintah Indonesia agar dalam melakukan
renegoisasi dengan pihak PT Preeport jangan setengah hati. Pemerintah jangan
hanya berpikiran dalam jangka pendek, tapi melainkan pemerintah dalam melakukan
renegoisasi ini harus mempunyai pandangan kedepan dengan meletakkan renegoisasi
untuk kepentingan Nasional dan rakyat Indonesia dan masyarakat Papua kedepan.
Jika renegoisasi yang dilakukan oleh pemerintah dengan
pihak PT Preeport tidak mengacu kepada kepentingan Nasional dan Rakyat
Indonesia serta masyarakat papua, lebih baik renegoisasi ini dihentikan, karena
tidak menguntungkan bagi bangsa dan Negara. Jika pemerintah mengatakan bahwa
ada kesejahteraan di papua, menurut beberapa kalangan itu bohong belaka, yang
pasti, masyarakat Papua hidup dalam kemelaratan.
kesimpulan :
Kedatangan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton ke
Indonesia sejak (3/9) telah menimbulkan reaksi dari berbagai macam pihak. Salah
satu kecaman datang dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.
“Kedatangan Hillary ketiga kalinya di Indonesia
merupakan upaya untuk menancapkan dominasi AS di Indonesia. Sebab kita tahu
penghentian produksi Freeport beberapa waktu lalu mengganggu kepentingan
ekonomi AS, “ tegas Ketua Umum Pengurus Pusat KAMMI, Muhammad Ilyas di Jakarta,
Selasa (4/9)
Menurut Ilyas, AS tidak menginginkan kasus penghentian
Freeport tidak terjadi lagi. Sehingga diperlukan lobi langsung pemerintah AS
kepada Indonesia. Agenda ini jelas merupakan intervensi AS terhadap kedaulatan
Indonesia khususnya di sektor pertambangan.
“Melihat kondisi itu, KAMMI mendesak pemerintah
bersikap tegas kepada Freeport . Sebab selama Indonesia mendapatkan perlakuan
tidak adil dengan pemberian hasil keuntungan sebanyak 1,5%, padahal per tahun
Freeport memperoleh 8000 triliun dari hasil mengeruk kekayaan alam bangsa
Indonesia, “ tambahnya.
Ilyas meyakini, sumber daya manusia berkualitas dan
mampu mengelola tambang di Papua.
“Anak Indonesia pasti mampu mengelola kekayaan alam
yang ada di Papua. Intervensi asing khususnya AS di Papua harus dihentikan
secepatnya, “ desaknya.
Dirinya juga meminta pemerintah melakukan renegoisasi
ulang agar bagi hasil dengan Indonesia menjadi lebih adil. Selain itu, pihaknya
juga menolak perluasan Kedutaan Besar AS di Indonesia sebab akan semakin
memperkuat dominasi dan melanggengkan intervensi AS kepada Indonesia.
0 komentar: